KETELADANAN RASULULLAH SAW. DALAM
MEMBINA UMAT PADA PERIODE MAKKAH
1.
KONDISI MASYARAKAT MAKKAH SEBELUM KENABIAN
Menurut Ahli sejarah kondisi
bangsa Arab di zaman Jahiliyah waktu itu dalam segi keagamaan, mereka menyembah
berhala, serta menyembelih hewan-hewan qurban dihadapan patung-patung itu untuk
memuliakannya. Mereka pada umumnya tenggelam dalam kemusyrikan dan dalam
kehidupan yang berpecah belah serta saling berperang. Setiap sengketa yang
timbul dikalangan mereka, mereka serahkan penyelesaiannya kepada para pemimpin
mereka.
2. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE MAKKAH
Dalam mensyiarkan agama Islam pada periode ini, beliau menggunakan cara-cara yang sangat bijaksana agar mudah diterima dikalangan masyarakat Makkah secara keseluruhan. Maka beliau menggunakan cara sebagai berikut :
2. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE MAKKAH
Dalam mensyiarkan agama Islam pada periode ini, beliau menggunakan cara-cara yang sangat bijaksana agar mudah diterima dikalangan masyarakat Makkah secara keseluruhan. Maka beliau menggunakan cara sebagai berikut :
1.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Sesudah Rasulullah SAW menerima
wahyu yang kedua yaitu Q.S. Al Muddatsir : ayat 1-7 yang menjelaskan
tugas dakwah atas diri beliau. Mulailah beliau secara sembunyi-sembunyi menyeru
kepada keluarganya yang tinggal dalam satu rumah dan sahabat-sahabat beliau
yang terdekat agar mereka meninggalkan berhala dan menyembah Allah SWT. Adapun
yang mula-mula beriman kepada Allah SWT dari kalangan keluarga beliau adalah :
1.
Istri beliau yaitu Siti Khodijah.
2.
Putra paman beliau yaitu Ali bin Abi Tholib
3.
Budak dan sekaligus putra angkat beliau yaitu Zaid Bin Haritsah
Kemudian dari sahabat beliau
adalah Abu Bakar As-Shidiq yang kemudian disusul oleh sahabat-sahabat yang lain
yaitu :
1.
Utsman bin ‘Affan
2.
Zubair bin ‘Awwam
3.
Sa’ad bin Abi Waqosh
4.
Abdurrohman bin ‘Auf
5.
Thalhah bin ‘Ubaidillah
6.
Abi ‘Ubaidillah bin Jarrah
7.
Fatimah binti Khaththab
8.
Sa’id bin Zahid Al ‘Adawi
Karena mereka dalam mengimani
tentang Allah SWT adalah yang pertama kali, maka mereka disebut dengan Assabiqunal
Awwaluun. Mereka mendapat pelajaran tentang Agama Islam adalah dari
Rasulullah SAW sendiri yang dilakukan di rumah sahabatArqam bin Abil Arqam.
1.
Dakwah secara terang-terangan
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW
melakukan Dakwatul Afrod (mengajak seorang demi seorang untuk
masuk Islam) secara diam-diam dari satu rumah ke rumah yanglain.Tak lama
kemudian turunlah firman Allah Q.S. Al Hijr ayat 94 yang intinya memerintahkan
kepada Nabi untuk mensyiarkan Islam secara terang-terangan, maka mulailah
beliau mengajak secara terang-terangan kepada penduduk Makkah agar menyembah
Allah SWT.
Disamping itu dijelaskan juga dalam Al Qur’an Menyatakan bahwa “agama yang diridhoi Allah adalah agama Islam” maka dengan dasar ayat ini pula sehingga Nabi SAW dengan sangat berani melakukan dakwah secara terang-terangan kepada seluruh umat manusia.
Dengan cara dakwah ini mulailah Nabi dan agama Islam yang beliau sampaikan menjadi perhatian dan bahan pembicaraan masyarakat kota Makkah. Pada awalnya mereka menganggap dakwah beliau ini dianggap sebuah gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan yang benar sehingga mereka bersikap acuh kepada beliau dan ajarannya. Namun seiring dengan perjalanan waktu dakwah beliau tidak semakin surut, bahkan pengikut beliau semakin bertambah banyak.
3. SUBSTANSI DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE MAKKAH
Dakwah yang dilakukan beliau pada intinya adalah menegakkan kalimah tauhid yaitulaa ilaaha illa Allah ( tiada Tuhan selain Allah ) dengan segala konsekuensinya. Penegakan kalimah tauhid tersebut bukanlah perkara yang sangat mudah, sebab hal itu harus diikuti dengan sikap dan perbuatan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pada proses dakwah yang dilakukan oleh Nabi SAW juga mengandung makna mengeluarkan dari zaman kebodohan ke alam yang terang benderang yaitu, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Nabi SAW.
Disamping itu dijelaskan juga dalam Al Qur’an Menyatakan bahwa “agama yang diridhoi Allah adalah agama Islam” maka dengan dasar ayat ini pula sehingga Nabi SAW dengan sangat berani melakukan dakwah secara terang-terangan kepada seluruh umat manusia.
Dengan cara dakwah ini mulailah Nabi dan agama Islam yang beliau sampaikan menjadi perhatian dan bahan pembicaraan masyarakat kota Makkah. Pada awalnya mereka menganggap dakwah beliau ini dianggap sebuah gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan yang benar sehingga mereka bersikap acuh kepada beliau dan ajarannya. Namun seiring dengan perjalanan waktu dakwah beliau tidak semakin surut, bahkan pengikut beliau semakin bertambah banyak.
3. SUBSTANSI DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE MAKKAH
Dakwah yang dilakukan beliau pada intinya adalah menegakkan kalimah tauhid yaitulaa ilaaha illa Allah ( tiada Tuhan selain Allah ) dengan segala konsekuensinya. Penegakan kalimah tauhid tersebut bukanlah perkara yang sangat mudah, sebab hal itu harus diikuti dengan sikap dan perbuatan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pada proses dakwah yang dilakukan oleh Nabi SAW juga mengandung makna mengeluarkan dari zaman kebodohan ke alam yang terang benderang yaitu, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Nabi SAW.
Disamping itu mengangkat derajat
kaum hawa yang tenggelam jauh kelembah kenistaan. Sebab di sisi manusia kaum
hama sama kedudukannya, yang membedakan adalah tingkat ketaqwaannya.
Sebagaimana firman Allah surat al Hujurat ayat 13 :
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
4. REAKSI MASYARAKAT MAKKAH TERHADAP DAKWAH RASULULLAH SAW.
Dengan diangkatnya Muhammad menjadi Rasul Allah, maka kemudian masyarakat Makkah terjadi perbedaan pandangan tentang adanya Aqidah (keyakinan terhadap Allah). Dari perbedaan itu, ada yang menerima yang disebut orang Islam, bahkan ada yang menentang/memusuhi yang disebut orang Kafir, serta pura-pura menerima ajaran yang dibawa Rasulullah yang disebut orang Munafiq.
Mengapa mereka ada yang menerima dan menolak, menentang bahkan memusuhi terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah ? bahkan ada juga yang berpura-pura menerima ajaran Rasulullah?
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
4. REAKSI MASYARAKAT MAKKAH TERHADAP DAKWAH RASULULLAH SAW.
Dengan diangkatnya Muhammad menjadi Rasul Allah, maka kemudian masyarakat Makkah terjadi perbedaan pandangan tentang adanya Aqidah (keyakinan terhadap Allah). Dari perbedaan itu, ada yang menerima yang disebut orang Islam, bahkan ada yang menentang/memusuhi yang disebut orang Kafir, serta pura-pura menerima ajaran yang dibawa Rasulullah yang disebut orang Munafiq.
Mengapa mereka ada yang menerima dan menolak, menentang bahkan memusuhi terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah ? bahkan ada juga yang berpura-pura menerima ajaran Rasulullah?
1.
Alasan orang-orang yang menerima ajaran Nabi SAW (orang Islam)
2.
Mereka meyakini bahwa apa yang disampaikan Nabi SAW adalah berdasarkan
Wahyu
3.
Keteladanan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dalam kesehariannya.
4.
Ajaran yang dibawa beliau bersifat rasional
5.
Dalam melakukan syiarnya beliau tidak melakukan kekerasan
6.
Yang menolak atau menentang ajaran Nabi SAW (orang Kafir)
7.
Mereka khawatir tuhan mereka akan tidak disembah oleh masyarakat Makkah
8.
Ajaran yang disampaikan Rasulullah bertentangan dengan ajaran yang mereka
lakukan selama itu.
9.
Mereka takut akan kehilangan kekuasaan
10.
Yang berpura-pura menerima ajaran Nabi SAW (orang Munafiq)
1.
Ingin menghancurkan Islam dari dalam
2.
Ingin merebut kekuasaan Nabi SAW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar