MEMAHAMI KETELADANAN RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMAT PERIODE MADINAH
A.Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah ke Madinah
a. Adanya provokator, intimidasi dan penganiayaan terhadap
diri Rasulullah dan pengikutnya di Mekkah yang telah mencapai titik mengkhawatirkan.
b. Adanya suasana kondusif da’wah di Madinah yang ditandai
dengan dukungan penuh dari sebagian penduduknya akan keberadaan Islam.
B.Upaya Pembinaan
Umat di Madinah
Sejarah penyebaran islam di Madinah:
a. Tahun ke 11 kenabian, pada saat musim haji, para
kabilah datang ke Mekkah untuk melaksanakan haji.Nabi Muhammad menemui suku
khazraj dari Yastrib di bawah kaki gunung Aqabah dengan tujuan saling
berkenalan dan memperkenalkan agama islam dan langsung menjadi
pengikutNya.
Penerimaan itu disebabkan oleh :
ü Pengertian Ketuhanan yang sering disampaikan oleh orang Yahudi di
negeri mereka.
ü Informasi tentang akan datanngnya Rasul terakhir
dalam waktu dekat dengan mengerjakan keesaan Allah.
Rasulullah
menasehati mereka agar menyebarkan agama islam di kampung halamannya,akhirnya
setiap rumah di Madinah mendengarkan dan membicarakkan nabi Muhammad beserta
ajarannya.
b. Pada ke
12 kenabian,pada musim haji,beliau ditemui 12 orang dari Bani Aus dan
khazraj,beliau mengajak mereka pada islam dengan membacakan ayat-ayat AlQur’an
dan akhirnya mereka yakin menerima islam dengan membacakan kalimat syahadah.
Pada saat
itu juga beliau membaiat mereka yang terkenal dengan Bai’atul Aqabah pertama, yang
isinya:
1.Kami tidak akan mempersekutukan Allah dengan
sesuatu apapun,dan tidak akan menyembah kecuali kepada-Nya.
2.Tidak akan mencuri.
3.Tidak akan melakukan perzinahan dan
pelacuran.
4.Tidak akan membunuh anak-anak kami.
5.Tidak akan fitnah-memfitnah,mengumpat,berdusta
yang dikarang di antara kedua tangan dan kedua kaki kami,baik di depan maupun
di belakang, serta tidak pula merusakkan nama baik.
6.Tidak akan pernah menolak kebaikan .
7.Tidak akan mendurhakai engkau dalam segala hal yang ma’ruf, akan setia
senantiasa, baik dalam keadaan senang maupun susah.Bahwa orang yang menepati
janji insyaallah akan memperoleh surga,sedang yang melanggarnya terserah dengan
Allah akan disiksa atau tidak.
Sebelum mereka
berpisah mereka janji akan bertemu di tempat yang sama dan Rasullullah mengutus
2 sahabatnya untuk mendampingi mereka dalam memperdalam ajaran islam.
c. Pada masa
musim haji tahun 13 kenabian.
kaum
muslimin madinah mengadakan pertemuan dengan rasulullah di aqabah
saat waktu malam,kaum Muslimin Yastrib meminta kepada Rasulullah untuk hijrah
ke madinah,Abbas berbicara di hadapan kaum Yastrib: ”Para kaum Khazraj kamu
telah mengetahui, bahwa nabi Muhammad ini adalah seorang dari kaum kami. Kami
selalu membelanya, karena itu ia mempunyai kedudukan terhormat dan terpelihara
di negaranya. Bila mana kamu benar-benar setia kepadanya dan benar-benar mau
membelanya, maka kami bersedia menyerahkan Muhammad kepadamu atas dasar
tanggung jawabmu. Tetapi kalau kamu hendak menyerahkan dia kepada para musuhnya
dan mengecewakan dia, maka tinggalkan saja ia sekarang juga.”
Rasul pun
berbicara dan bersabda : “Saya ingin mengambil baiat dari kamu ,bahwa kamu akan
membela saya sebagaimana kamu membela keluarga dan anak-anakmu”
Setelah
rasulullah mengatakan hal tersebut ke-12 orang tersebut berdiri dan
berjabat tangan dengan rasulullah mereka mengatakan akanmembela sampai titik darah penghabisan.
Peristiwa ini dikenal dengan Bai’atul Aqabah dua(kubra).
C. Peristiwa Hijrahnya Rasulullah
Setelah peristiwa Baiatul Aqabah
Kubra, kaum muslimin Mekkah diperintahkan hijrah ke Madinah. Mereka melakukan
hijrah secara diam-diam, agar tidak diketahui oleh Musyrikin Quraisy.
Tetapi
ternyata kaum Quraisy Mekkah mengetahuinya. Mereka heran sekaligus khawatir
jika nantinya nabi Muhammad SAW berkuasa di Madinah dan
menurut perkiraan mereka Nabi Muhammad SAW beserta kaum muslimin
akan menyerang kafilah niaga yang kembali dari Syam ke Mekkah. Dengan demikian
ekonomi mereka akan turun.
Tindak lanjut dari kekhawatiran
tersebut diwujudkan dalam bentuk pertemuan di Darul Nadwah yang menghasilkan
keputusan untuk membunuh Rasulullah. Mereka menjalankan suatu teknik yang
bertujuan agar keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib tidak dapat menuntut bela
kepada mereka, jika Rasulullah terbunuh. Rencana tersebut
diberitahukan kepada Rasulullah dengan memerintahkannya Hijrah sesegera
mungkin. Perintah tersebut dari Abu Bakar dan dia meminta agar dapat menemani
Rasulullah dalam Hijarahnya. Ternyata Nabi setuju dan Abu thalib mempersiapkan
persediaan untuk bekal perjalanan.
Pada malam hari, ketika
pemuda-pemuda Quraisy mengepung rumah Nabi dan siap membunuh beliau.
Rasulullah sudah berkemas-kemas meninggalkan rumah dan berpesan kepada Ali bin
Abu Thalib untuk menempati tempat tidur beliau dan mengembalikan barang-barang
yang dititipkan kepada beliau kepada pemiliknya masing-masing. Beliau keluar
melewati pemuda Quraisy yang tertidur lelap, kemudian beliau menghapiri Abu
Bakar untuk berangkat hijrah.
Tujuan pertama adalah Gua Tsuur
sebelah selatan kota Mekkah untuknpersembunyian sementara. Setelah pemuda
Quraisy mengetahui bahwa Rasulullah tidak ada di rumahnya, mereka menjelajah ke
seluruh kota Mekkah, tetapi tidak bertemu. Akhirnya mereka menemukan Gua Tsuur
dimana Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi. Atas pertolongan Allah SWT,
laba-laba membuat sarang berlapis-lapis yang menunjukkan bahwa gua tersebut
telah lama tidak dimasuki siapapun. Dengan melihat keadaan ini, pemuda Quraisy
tidak mencurigai gua tersebut sebagai tempat persembunyian Rasulullah dan Abu
Bakar.
Selama tiga hari di Gua Tsuur,
kebutuhan hidup sehari-hari dikirimi oleh Abdullah bin Abu Bakar, sekaligus memberikan
informasi berbagai perkembangan Mekkah. Setelah dirasa aman beliau melanjutkan
perjalanan ke Madinah menyusuri pantai Laut Merah. Sedangkan Ali bin Abu Thalib
menyusul kemudian dan bertemu dengan Nabi di Quba. Disanalah Rasulullah
mendirikan masjid pertama kali dalam sejarah.
Peristiwa
ini diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat At Taubah:40:
اثْنَيْنِ ثَانِيَ كَفَرُوْا الَّذِيْنَ جَهُ أَخْرَ إِذْ للهُا نَصَرَهُ
فَقَدْ إِلاَّتَنَصُرُوْهُ
صل مَعَنَا اللهَ إِنَّ تَحْزَنْ لَا , لِصَحِبِهِ يَقُوْلُ إٍذْ الْغَارِ فِى
هُمَا إِذْ كَلِمَةَ وَجَعَلَ تَرَوْهَا لَّمْ
بِجُنُوْدٍ ،وَأَيَّدَهُ عَلًيْهِ
سَكِيْنَتَهُ، للهُا نَزَلَ فَأً
قلالْعُلْيَا هِىَ اللهِ وَكَلِمَةُ قل السُّفْلَىٰ كَفَرُوْأ الَّذِيْنَ
Artinya:
“Jikalau kamu tidak menolongnya
(Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang
kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang
dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada
temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” maka
Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya denggan
tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Qur’an menjadikan orang-orang kafir
Itulah yang rendah, dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. (QS At-Taubah:40).
Rasulullah tiba
di Yastrib pada hari Jum’at tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 hijrah bertepatan
dengan tanggal 24 September 622 M. Beliau mendapatkan sambutan hangat, penuh kerinduan
dan rasa hormat dari penduduknya, sambil melagukan puisi:
Terbitlah purnama menerangi kita,
Dari Tsaniyatil Wada’,
Kami wajib bersyukur,
Selagi ada penyeru di jalan Allah,
Oh Nabi utusan Tuhan,
Engkau kini di tengah-tengah kami,
Engkau datang membawa perintah,
Yang harus kami taati
Pada hari itu juga Rasulullah
mengadakansholat jum’at pertama kali dalam sejarah islam, dan beliau pun
berkhutbah di hadapan kaum Muslimin (Muhajirin dan Anshor). Sejak saat ini
Yastrib berubah namanya menjadi Madinatun Nabi yang selanjutnya sering disebut
dengan Madinah.
D. Strategi Rasulullah dalam Membina Masyarakat
Islam Madinah
Setelah menetap di
madinah,Rasullullah memulai rencana untuk membentuk masyarakat muslim yang
baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.Usaha itu ialah:
1.Mendirikan masjid
Masjid
adalah bangunan pertama yang dibangun karena mempunyai potensi sangat vital
untuk menghimpun umat manusia di antaranya : menyatukan umat dengan melakukan
ibadah berjama’ah,menyusun benteng pertahanan lahir batin sehingga mereka rela
mengorbankan kesenangan materi dengan memberikan sebagian harta untuk
perjuangan islam, dan membina masyarakat islanm berlandaskan semangat tauhid.
2.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar
Kaum
Muhajjirin adalah para sahabat nabi yang hijrah dari Makkah ke Madinah.
Kaum
Anshar adalah sahabat Rasulullah yang merupakan penduduk Madinah yang siap
menolong dengan hangat kedatangan Rasulullah dan kaumNya.
Kaum Muhajjirin
rela jauh dari sanak saudara demi melaksanakan perintah rasulullah ,dipererat
Beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan kaum Anshar,Abu Bakar dengan
Haritsah bin Zaid,Ja’far bin Abi Thalib dengan Muaz bin Jabbal.Persaudaraan ini
dihukumi Rasul seperti saudara kandung.
Dengan
ikatan saudara kandung,diharapkan terbentuk masyarakat yang kokoh dijiwai
semangat gotomg royong dan ukhuwah islamiyah.
3. Perjanjian Perdamaian dengan Kaum Yahudi
Guna mencipatakan suasana yang
aman, tenang dan tentram, Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi Mdinah.
Isi perjanjian itu antara lain:
q Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-samadengan kaum Muslimin
q Kaum Muslimin dan kaum Yahudi wajib nasehat-menasehati,
tolong-menolong dan melaksanakan kebajikan dan keutamaan.
q Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong, untuk melawan
siapa saja yang memerangi mereka, dan orang-orang Islam memikul belanja mereka
sendiri pula.
q Bahwa kota Madinah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh
mereka yang terikat perjanjian itu. Kalau ada perselisihan diantara kedua kaum
dikhawatirkan akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, maka urusan itu
hendaklah diserahkan kepada Allah dan Rasul.
q Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota
Madinah, wajib dilindungi keamanan dirinya (kecuali orang yang zalim dan salah)
sebab Allah menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti.
4. Meletakkan
Dasar-Dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk Masyarakat Islam
ü Dalam bidang politik: diwajibkan syuraa (musyawarah).
ü Dalam bidang kekayaan: ada hak sosial yang harus dikeluarkan
(zakat).
ü Dalam bidang transaksi: perniagaanharus tidak ada unsur
paksaan dan tipuan.
ü Dalam hidup bermasyarakat: harus berta’awun
(tolong-menolong) dalam kebaikan.
Dengan diletakkannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan
pemerintahan Islam dapat mewujudkan negari “Baldatun Thoyibatun Warabbun
Ghafur”dan “Mdinatul Munawwarah.”
D.Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah SAW
1. Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum
Anshar dapat memberikan rasa aman dan tentram.
2. Persatuan dan saling menghormati antar agama.
3. Menumbuh kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang
kaya dan miskin.
4. Memahami bahwa umat islam harus berpegang menurut aturan Allah SWT.
5. Memahami dan menyadari bahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan
Allah SWT dan antara manusia dengan manusia.
6. kita mendapat warisan yang sangat menentukan kaselamatan kita baik di
dunia maupun di akhirat.
7. Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam.
8. Terciptanya hubungan yang kondusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar